Siapa yang belum pernah debat panas antara tim Battlefield vs tim Call of Duty? Entah itu soal grafis, mekanik, atau komunitas toxic-nya—dua franchise ini udah kayak Ronaldo vs Messi-nya dunia FPS. Tapi, kejutan datang dari sang developer sendiri: katanya, mereka “saling melengkapi.”
Yep, bukan typo. Ini bukan tweet satire, ini pernyataan resmi.
Vince Zampella & Byron Beede: Mantan COD Lovers?
Dalam wawancara eksklusif bareng Jake Lucky, dua nama besar di dunia game FPS—Vince Zampella (CEO Respawn) dan Byron Beede (GM Battlefield)—ditodong pertanyaan paling klasik: “Apakah Battle field ngeliat COD sebagai musuh bebuyutan?”
Jawaban Byron Beede? Chill banget.
“Battle field dan Call of Duty sudah hidup berdampingan cukup lama, dan menurut saya… mereka saling melengkapi.”
Byron, yang dulunya kerja di tim Call of Duty, bilang bahwa keduanya punya elemen unik. Yang gak ada di Battlefield, biasanya ada di Call of Duty. Dan sebaliknya. Alias: dua game ini beda rumah tapi satu genre kayak tetangga yang suka nyindir tapi kangen kalau lama gak ketemu.
Fitur Eksklusif Battlefield: Ledakan yang Nyata
Masih dari interview yang sama, pertanyaan lanjutan muncul: “Apa yang bikin Battle field beda dari FPS lain?”
Jawaban Beede nyaris bikin meja redaksi IGPLAY pecah dua:
“People love destruction.”
Singkat, padat, hancur. Tapi masuk akal.
Battle field dikenal dengan fitur kehancuran real-time yang absurd. Bangunan roboh, tank masuk rumah, helikopter nyangkut di tower BTS semua bisa kejadian. Ini yang bikin Battlefield beda dari COD, Apex, bahkan Valorant. Mereka bukan sekadar game tembak-tembakan, tapi simulasi perang yang cinematic.
COD vs Battlefield: Gaya Main Beda, Audiens Beda
Meski sama-sama FPS, COD dan Battlefield beda vibe. COD cenderung cepat, agresif, dan berfokus pada duel individu. Sementara Battlefield lebih ke arah teamwork skala besar dan chaos yang lebih “alami.”
Di sinilah filosofi “saling melengkapi” itu masuk akal. COD cocok buat kamu yang demen fast-paced action. Battlefield? Buat kamu yang pengen sensasi perang dunia ke-3 dalam satu match.
Saling Tampar, Tapi Tetap Satu Dunia
Kita gak bisa nafik: dua game ini selalu dibandingkan di Komunitas Gamers Indonesia. Tapi mungkin kita juga perlu ngakuin, mereka kayak dua sisi koin beda fungsi, tapi satu nilai. Bahkan dev-nya aja udah damai, masa kamu masih perang di kolom komentar?
Yuk, sudahi perang dingin ini dan mulai main dua-duanya. Karena di dunia gaming, pilihan bukan soal menang kalah, tapi soal selera.
Kalau kamu anak FPS sejati dan pengen dapetin insight game + update paling pedas, follow terus IGPLAY. Dari Battlefield yang meledak-ledak sampai COD yang selalu update tiap akhir tahun, semua kami bahas secara tajam dan menghibur.
Jangan lupa kunjungi igplay buat dapetin konten gaming yang gak cuma informatif, tapi juga ngocol.
